Jumat, 18 Desember 2009
Di Bawah Kabut
Kabut tipis melayang
Perlahan, meninggalkan pucuk cemara
Dingin masih menggigit
Matahari malu- malu menatap bumi
Setetes embun mencium keningku
Tatkala kau goyangkan ranting cemara
Dingin, tapi tubuhku rasa terbakar
Aku berlari mencari tempat sembunyi
Aku tak tahan mendengarmu tertawa
Di balik rumpun kemuning ku berlindung
Tuhan, gerangan apa yang kurasakan ?
Gemetar langkahku menahan gejolak
Saat kau bimbing meniti jalan setapak
Aneh, mengapa tiba-tiba kau menjadi makhluk asing di mataku
Yang membawaku ke nirwana tiada bertepi
Begitu jauh, serasa mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar